Kebudayaan yang mulai hilang di Indonesia
Ilmu Budaya Dasar
Kebudayaan yang mulai hilang di Indonesia
I. Pendahuluan
Bangsa Indonesia dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah dan
sopan oleh bangsa lain. Sikap saling menghormati, tepo seliro, gotong royong
dan suka bermusyawarah kini semakin langka. Sikap bangsa ini sudah mulai
berubah, entah karena globalisasi atau modernisasi sehingga kita melupakan
budaya asli bangsa sendiri. Perbedaan pendapat, perbedaan suku, perbedaan ras,
persoalan sepele terkadang menjadi lahan saling bermusuhan antar penduduk,
antar pelajar, dan antar mahasiswa walaupun kita sama satu bangsa Indonesia.
Sungguh sebuah ironi di negeri yang katanya orang timur yang ramah dan sopan.
II. Teori
Kebudayaan jika dikaji dari asal
kata Bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal.
Dalam Bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere, yang berarti mengolah
tanah, jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai “segala sesuatu yang
dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah
atau tempat tinggalnya; atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk
dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya”. Budaya
dapat pula diartikan sebagai himpunan pengalaman yang dipelajari, mengaju pada
pola-pola perilaku yang ditularkan secara social, yang merupakan kekhususan
kelompok social tertentu (Keesing, jilid I, 1989; hal68)
Seorang
antropolog yaitu E.B.Tylor (1871) mendefinisikan
kebudayaan sebagai berikut :
Kebudayaan
adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum,
adat istiadat dan kemampuan kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan perkataan lain
kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia
sebagai makhluk social.
III.
Analisis
Dari Uraian diatas melihat fenomena – fenomena yang
terjadi tentang kebudayaan di negara kita ini, Indonesia, sudah mulai ke arah
yang waspada. Contohnya saja lagu daerah milik Indonesia yang diaku – aku oleh
negara tetangga, yaitu Malaysia. Mereka mengaku bahwa lagu tersebut berasal
dari negara mereka sendiri. Padahal ada bukti otentik yang menjelaskan bahwa
lagi tersebut pertama kali direkam di Indonesia yaitu di daerah Solo,
Indonesia. Namun juga ada kabar bahwa pihak Malaysia berargumen bahwa lagu ini
adalah lagu milik bersama. Tetapi tidak terdengar penyelesaian yang begitu
jelas antar 2 negara. Tidak hanya di sektor lagu saja, banyak hal lain yang
diperebutkan oleh negara lain.
Dari sektor makanan, di Indonesia juga sudah mulai dimasuki
oleh produk – produk luar seperti makanan siap saji ( junk food ). Memang
dengan berdirinya tempat makan ini akan menambah aset negara, namun jika
dilihat dari sisi generasi penerus bangsa mereka akan terbiasa dengan masakan –
masakan ini dan tidak mengetahui tentang masakan tradisional sendiri. Investor
– investor asing jaman sekarang sudah mulai maju dengan membuat dagangan mereka
lebih menarik sehingga banyak anak – anak remaja yang mengonsumsinya. Anak –
anak remaja sekarang akan merasa kuno jika disuruh memakan makanan – makanan
tradisional.
Inilah hal yang harus dipertanggungjawabkan mengenai pengaruh
budaya asing yang masuk ke Indonesia. Mengapa kita harus selalu mengikuti jalur
yang seperti ini ?. Apakah budaya asing dapat memberikan solusi tentang
perbaikan jati diri setiap manusia khususnya siswa yang duduk di bangku sekolah
?. Karakter manusia itu berbeda-beda karena ini semua tergantung oleh sifat dan
watak perilakunya masing-masing. Pada dasarnya dalam menyikapi tentang
persoalan yang demikian ini kita justru cenderung pada bagaimana upaya penanggulangannya
agar supaya jati diri kita sebagai manusia yang sejati tidak rusak. Fenomena
alam sudah terlihat adanya musibah dimana-mana dari sinilah kita
menginstropeksi diri tentang apa kesalahan kita karena dari sini kita dapat
menggali dalam dalam bahwa sebenarnya yang patut disalahkan itu pihak asing
ataukah kita sendiri. Insight terhadap anak didik khususnya remaja yang
cenderung melakukan tindakan anarkhis dengan jalan kekerasan lewat cara entah
itu tawuran,perkelahian perkosaan sampai berujung kriminal.
Inilah remaja yang suka seenaknya sendiri. Apakah kita harus
mencontoh mereka juga?. Tidak, dalam hal ini sudah diupayakan lewat jalan
observasi di sekolah-sekolah yang intinya juga sama. Dimanapun sekolah yang
terfavorit ataupun yang biasa juga melakukan tindakan kekerasan. Generasi muda
menjadi mlempem, atau seperti hewan undur-undur yang jalannya mundur yang
artinya dia jika berhadapan dengan orang jujur tidak mau jujur sehingga mampu
menutupi kebohongannya. Jaman ini semakin berubah sampai berubahnya tidak mampu
untuk bisa mengontrol mengenai manusia yang tinggal dibumi ini. Sebenarnya bumi
langit adalah titipan dari yang maha kuasa tanpa Tuhan menciptakan bumi langit
dan isi-isinya kita tidak mungkin bisa hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Gunadarma, Diktat Kuliah Ilmu Budaya Dasar, edisi
2007 (Widyo Nugroho dan Achmad Muchji)
(Keesing, jilid I, 1989; hal68)
Komentar
Posting Komentar